Catering adalah vendor kedua setelah gedung yang harus
dipilih karena ini adalah potongan terbesar dari keseluruhan acara dari segi
tanggung jawab dan biaya. Karena biasanya mereka menawarkan paket dan agar
menghemat waktu dan tenaga, untuk dekor dan make up, ikuti dari catering saja.
Saya menyesal karena selama ini ke kawinan nggak pernah merhatiin nama dan
kualitas dari catering. Hanya waktu ke kawinan teman saya Indon aja saya
merhatiin cateringnya, soalnya: ENAK BANGET bo! Sampai sekarang masih
terbayang-bayang kambing gulingnya. Si Indon make vendor catering yang usut
punya usut (browsing di weddingku), ternyata adalah salah satu vendor yang
sedang naik daun di Jakarta.
Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan
informasi via internet. Website weddingku sangat membantu, karena di situ kita
bisa membaca komen langsung dari pengguna vendor-vendor itu dan juga mencari
vendor yang track recordnya bagus. Dari hasil browsing, saya langsung mengincar
si catering yang dipakai Indon dan beberapa catering yang namanya paling sering
disebut. Nyokap yang berhubungan dengan pihak gedung (venue saya di PU) juga
diminta mencari vendor catering dari gedung dan dihubungi oleh salah satu
catering.
Untuk menghemat waktu, ketika menghubungi catering, langsung
minta penawaran harga (paket saja untuk langsung bisa bikin perbandingan) dan
jadwal untuk test food. Usahakan untuk mencicipi makanan saat ada pesta karena
seperti kata teman saya Windy “kan masak buat 5 orang sama masak buat 800 orang
beda ya bo”. Catering pertama yang saya cicipi bersama nyokap adalah catering
yang dicarikan pihak gedung. Untuk dekor, dia relative ok meskipun agak aneh
karena ada dekor bergaya Bali meskipun kayaknya acara mantenannya bukan Bali.
Tapi venue gedung pendopo PU yang menurut pengalaman berpotensi menjadi “sempit
dan suram” jadi cukup terang dan lega dengan pilihan warna putih dan gold dan
pelaminan warna putih. Mbak marketingnya juga sangat kooperatif dan mudah
diajak bicara. Sayangnya ketika mencicipi makanannya, kurang sedap. Tidak
sampai nggak enak sih, tapi juga kurang terasa sedap. Harga memang relative
murah. Paling murah daripada semua quotation yang saya terima, dan lokasi
kantornya terjangkau dari rumah.
Vendor catering yang ngetop yang dipakai teman saya Indon,
mengirimkan penawaran harga. Harganya paling mahal meskipun tidak begitu jauh
mahalnya daripada yang lain. Sayangnya ketika saya minta jadwal test food,
nggak dikasih sama sekali sampai sekarang. Barangkali saking banyaknya peminat
kali yah. Karena saya nggak ada waktu buat ngejar-ngejar vendor somse macam
begini, akhirnya saya relakan untuk tidak pakai si catering enak ini.
Lalu test food berikutnya adalah vendor yang akhirnya saya
pakai maka saya sebut namanya di sini yaitu Chikal. Selain si vendor ngetop,
Chikal adalah catering lain yang paling sering disebut oleh capeng lain di
weddingku. Akhirnya saya meminta penawaran dan jadwal test food, kemudian tidak
lama saya dikasih penawaran dan test food di gedung Pertamina Simprug. Waktu
mau test food tapinya nggak ada kabar di sana saya harus ketemu siapa dan
bagaimana. Ketika saya coba telepon juga tidak diangkat. Laah, gimana ini, apa
saya harus nyusup ke kawinan orang ya. Akhirnya ya sudahlah, dengan nekat saya
dan nyokap dateng ke kawinan ini dan pura-pura jadi tamu. Pada saat masuk,
dekorasinya bagus tapi bukan selera saya. Jadi untuk urusan dekorasi saya tidak
begitu terkesan. Apalagi kain yang dipakai untuk taplak dan kanopi adalah kain
mengkilap yang menurut saya tampak kurang elegan. Tapi begitu nyoba makanannya,
wah, langsung terasa bahwa masakannya sedap. Pacar saya (suami) selalu
menggunakan nasi goreng sebagai patokan menilai sebuah masakan, dan Chikal
melewati tes nasi goreng dengan sangat sukses. Makanan lainnya juga sedap dan
Ibu saya memerhatikan bahwa makanan cepat habisnya karena memang rasanya enak.
Kru juga sigap membersihkan piring dan pesta terlihat rapi. Harga pun dia
termasuk kedua termurah dari berbagai penawaran yang saya terima. So far bagus
sekali, tapi saya agak khawatir karena komunkasi buat saya kurang lancar dan
markas Chikal cukup jauh dari rumah saya.
Setelah dua itu, ada satu catering lagi yang saya incar, dan
saya senang dengan catering ini karena komunikasi dengan salesnya sangat
lancar. Review di weddingku juga bagus. Sayangnya jadwal test food yang
ditawarkan amat sangat jauh dari rumah saya. Jadi saya nunggu jadwal test food
di daerah Jakarta Selatan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ada juga. Saya
ke sana lagi-lagi bersama nyokap, agar penilaiannya setara dengan yang lainnya.
Melihat dekornya rasanya biasa saja dan ketika dicicipi makanannya, tidak
sampai tidak enak sih, tapi rasanya di bawah Chikal. Nyokap malah lebih kecewa
daripada saya dan tidak merasa sreg dengan catering ini. Padahal saya merasa
nyaman sekali dengan komunikasi yang terjalin dengan salesnya dan lokasi kantor
mereka tidak terlalu jauh amat.
Karena kecewa dengan catering yang terakhir dicoba, nyokap
mengajak untuk test food ke catering yang pernah dipakai salah satu sepupu saya
dan mendapat review yang cukup baik. Saya terus terang waktu kawinan sepupu
saya yang itu belum kepikiran buat kawin dan belum memerhatikan vendor-vendor
jadi saya tidak ingat bagaimana kualitasnya. Yah setidaknya berarti catering
ini tidak jelek kan. Nyokap sih sebagaimana saya merasa nyaman dengan sales
catering sebelum ini, merasa nyaman dengan pemilik catering yang ini yang
merupakan seorang ibu-ibu dan markas catering ini amat dekat sekali dengan
rumah. Tapi ya bo, test foodnya… di Cinere. Okelah, ini usaha terakhir. Saya
dan nyokap ke sana. Untuk makanannya, lagi-lagi nggak jelek, tapi juga buat
saya tidak sedap sekali dan kalau dibanding Chikal juga masih di bawahnya. Tapi
pesta itu, selain dari makanannya, benar-benar membuat saya ngeri. Katanya sih
si catering hanya bertanggung jawab untuk makanan, sedangkan yang lain-lainnya
dikerjakan vendor lain. Pesta yang buat saya mengerikan ini jadinya saya
gunakan untuk pembelajaran saya bukan untuk menilai si vendor catering ini.
Soalnya waktu sepupu saya, pestanya sama sekali nggak kacau begini kok. Untuk
detailnya, bisa dibahas di masing-masing tema nanti.
Jadi setelah test food yang terakhir ini, saya memutuskan
memakai Chikal dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Telepon orangnya,
bayar DP kemudian saya diminta ke kantor mereka untuk membicarakan rinciannya.
Nah ini dia nih, yang pe’er, tapi nggak apa-apa lah demi. Dengan ditemani
sepupu saya yang sangat baik hati dan mau membantu saya mengurusi semua ini,
kami ke sana lah. Chikal juga punya sanggar sendiri yang mengurusi soal
perdandanan. Sampai di sana, saya agak kesulitan menyampaikan konsep yang saya
inginkan dan si mas-mas yang mengurusi saya pusing banget dengan permintaan
saya yang menghilangkan ini itu yang sifatnya standard ada di pernikahan (nanti
baca detilnya di acara dan dekorasi). Selain mereka jadi harus “mikir” dengan
konsep pesta yang berbeda, mereka juga ngeri kalau performance mereka jadi
tidak bagus dan orang akan menilai mereka jelek. Ya, konsep pesta yang “baru”
atau “berbeda” memang membutuhkan pemikiran matang. Akhirnya saya pakai bantuan
WO yang merupakan teman saya di kelas dansa, tapi itu cerita lain. Setelah
struggling menyampaikan maksud dan keinginan saya, performance Chikal di pesta
saya melebihi ekspektasi! Makanan jelas ok, dekorasi sangat indah dan sesuai
selera saya, dan make-up memuaskan.
Dari paket yang ditawarkan Chikal dan saya bayarkan, saya
hanya ambil makanan, dekorasi dan dandan. Paket foto dan video saya ubah jadi
kambing guling dan bonus MC tidak saya ambil. Ini karena suami saya kerjanya di
bidang film, performance, communication dan art, maka urusan foto, video dan MC
itu departemennya dia lah, dan jelas dia nggak mau terima yang standar vendor
kawinan pada umumnya.
Karena tamu saya terbagi dua, akad dan resepsi (untuk
menanggulangi masalah aula gedung yang tidak terlalu besar), makanan atas saran
WO diatur seperti ini:
- Pagi setelah akad jatah bonus sarapan soto 100 porsi, ditambah bonus buffet keluarga 100 porsi yang diubah menjadi 100 porsi lontong cap gomeh (pagi-pagi buffet belum selesai dimasak), ditambah 4 pondokan (siomay, roti jala, chicken cordon blue dan pasta).
- Resepsi yang siang hari, buffet dibuka ditambah 4 pondokan lainnya (kambing guling, Korean bbq, poffertjes, es puter).
Dengan pengaturan ini, sampai akhir pesta, semua tamu masih
kebagian makan tapi sisa makanan tidak terlampau banyak. Saya sangat-sangat
puas dengan semua ini dan feedback dari tamu juga mengatakan makanannya ok,
malah katanya roti jalanya “enak Masya Allah”.
No comments:
Post a Comment