Sunday, April 27, 2014

Seri Kawinan #7: Undangan

Sebetulnya undangan adalah departemennya (waktu itu) calon suami. Jadi saya tidak bertanggung jawab untuk undangan. Tapi saya akan ceritain prosesnya.

Lagi-lagi dengan semangat cut-the-crap, kami mengharapkan undangannya tidak berlebihan, orang tidak "merasa bersalah" membuangnya dan tentu saja buat kami juga murah. Tujuan utama undangan adalah memberi tahu kapan dan dimana pestanya, setelah itu mau buat apa kalau tidak dibuang? Kalau diserahkan sama saya, mungkin saya akan bikin kartu selembar saja dengan amplop. Tapi Tito membawanya to the next level: kertas hvs dan fotokopian. Tapi dia berencana untuk undangannya berupa komik. Komiknya bukan tentang kami sih, cuma komik aja. Sesuatu yang exciting buat orang lain baca. At least, we made something, a form of art, something to be left in the memory afterwards and all those money are all well spent.

Ini hasilnya: http://menjadi.tumblr.com/

Sempat menimbulkan drama di keluarga saya saat seorang Bude merasa eksplorasi kami berlebihan dan bertekad mencetakkan undangan buat saya, yang dia anggap lebih decent. Kami paham concern beliau dan sangat menghargai perhatian beliau dan ketakutan beliau akan anggapan orang terhadap kami dan kedua orang tua. Tapi setahu saya justru kebanyakan orang menghargai dan menikmati hasil karya ini dan membuat undangan, pesta dan juga pernikahan kami memorable buat mereka.

Dan lagi-lagi saya sangat bangga semua itu dilakukan dengan resource yang seperlunya, tidak berlebihan.

No comments:

Post a Comment