Sunday, April 27, 2014

The London Hair Drama

Siapa yang sangka tinggal di salah satu kota yang menjadi "pusat dunia" adalah the ultimate test buat perawatan rambut saya. Ya rambut. Padahal, kalau kita beli merk-merk produk perawatan rambut atau kecantikan atau fashion apapun pasti abis Paris atau New York, nyebut LONDON.


To begin with, rambut saya emang rewel. Aslinya memang keriting banget dan kaku, dan banyak. And I prefer to wear  it straight. Okay. There i said it. It's just less....drama with it and life is just so much easier. I prefer it straighthened and also blow dried. Di Jakarta pun, untuk mencapai tampilan yang pantas, saya harus melalui serangkaian uji coba dan kegagalan. Mencari salon dan kapster yang oke dan paham ngurus rambut saya, mencari potongan rambut yang ok, latihan blow dry sendiri sampai mencari produk dan metode perawatan yang sesuai. Sampai akhirnya saya sudah mendapatkan rutinitas dan tampilan yang saya mau. Hair smoothing dengan L'Oreal extenso plus gunting dua bulan sekali di salon Trenz di Giant sama mbak Lika. Keramas dengan urutan terbalik: sesekali hair mask L'Oreal, conditioner Sunsilk lalu baru terakhir keramas pakai shampoo mahal Phytoprogenium. Lalu hair serum Makarizo yang heat protectant untuk kemudian di blow dan habis itu gulung poni.


Yup. Begitulah rezim perawatan rambut saya yang lebih autoritatif daripada Orba.


Tentunya itu semua harus berakhir saat saya pindah ke London, tapi siapa sangka tantangannya akan lebih berat daripada sekedar kehilangan mbak Lika atau hair serum Makarizo. Pertama, salon itu mahal dan mahasiswa jarang ada yang afford, paling-paling mereka volunteer sebagai hair model di sekolah-sekolah hair dressing untuk mendapatkan potong rambut gratis. Gunting rambut di salon "murah" seharga 6 pound, kalau di salon yang serius setidaknya 20 pound. Kalau potong rambut aja segitu mahalnya, jangankan hair smoothing yaaaa. Don't even think about it. Kedua, saya belum uji coba produk-produk shampoo, conditionoer dan hair mask serta hair serum yang dijual di sini. Tapi ada tantangan lain yang bikin semuanya jauh lebih berat.


Saudara-saudara, air London itu sangat keras dan membuat rambut saya kering dan kaku lebih dari apapun. Waktu di awal-awal saat saya masih pegang segala produk dari Indonesia, sudah terasa bahwasanya rambut saya terasa jauh lebih kering dan kesat, bener-bener kayak sapu.


Anyway, my hair is a disaster for the first 4 months and I couldn't do anything about it. Sumpah penampilan yang nggak ok bikin gw bener-bener nggak pede. Call me superficial tapi gw bener-bener merasa down. Trus, udah beli shampoo yang mahalan dikit, conditioner ini itu, spray ini itu, hair mask lah, ga ada yang ngefek. Bahkan sesudah hair mask yang amat intensif pun rambut saya masih kaku dan kasar. Dari awal sebetulnya tante saya udah ngasih tau bahwa pasti airnya yang masalah, tapi saya gak percaya. Masa sih air bisa bikin rambut jadi rusak.


Setelah frustrasi selama 4 bulan akhirnya saya google juga soal efek air London terhadap rambut, dan bener loh, ternyata masalah dengan air London dialami oleh blogger-blogger lain. Membaca saran mereka, saya membeli filter jug dari amazon dan mulai melakukan bilasan terakhir dengan air yang difilter. Waktu jug-nya belom nyampe saya sempat beli air mineral botol buat ngebilas! Saya juga membeli minyak kelapa dan mulai meminyaki rambut saya selalu sebelum keramas. Hasilnya: rambut saya pun melunak.


Tapi karena tidak di-smoothing tentunya dia tetap keriting dan banyak kan, dan saya udah lumayan frustrasi dengan keadaannya. Bayangin rambut lo setengah lurus di bagian bawah, terus atasnya keriting! Bukan cuma tampilan saja, tapi rasanya punya rambut keriting di kulit kepala itu buat saya amat nggak nyaman. Jadi saya mulai cari L'Oreal extenso di amazon. Tadinya tante saya udah nawarin jasa temennya yang katanya bisa guntingin rambut dan mungkin bisa juga nge smoothing rambut untuk dipanggil ke rumah. Tapi saya takut, soalnya kalau sampai salah pegang, rambut saya bisa rusak parah. Saya lebih percaya diri saya sendiri daripada orang baru, karena toh saya udah ngeliat cara mbak Lika kerja berkali-kali. So be it, saya pesan lah itu obat dari amazon yang dikirim dari THAILAND seharga 20 pound (bisa untuk 3 kali proses), dan saya menunggu 2 minggu barangnya nyampe. It is not bad at all. My hair is now straight(ish) and I am happy.


Now, the quest for the right hair product is another story. Akhirnya saya cari produk Phyto di sini. Itu kan produk dari Paris, masa bisa nyampe Jakarta tapi ga bisa nyampe London ya. Meski harus mesen untuk dapet varian yang saya mau, tapi produknya ada dan saya kembali memakai Phytoprogenium kesayangan. Harganya kalau di kurs sama sih dengan di Jakarta. Saya yang sempat menjadi korban iklan produk Aussie dan juga produk Lush yang menawarkan "bahan alami" tapi akhirnya berhenti memakai kedua produk mahal (sekitar 4-6 pound sebotol) itu dan mengganti dengan conditioner Alberto Balsam seharga 99p yang ironisnya adalah produk yang diperkenalkan tante saya pertama kali. Saya ingat rambut saya lebih baik waktu pertama make conditioner itu daripada produk-produk apapun yang saya coba setelahnya. Sementara untuk serum, setelah sedikit riset di internet, saya coba produk Organix Moroccon Oil seharga 6 pound untuk menggantikan produk-produk sampah yang saya coba sebelumnya. Dan....my hair is back. It's back. It. is. back. After 6 months of misery.


Mungkin sebagai blogger yang baik harusnya saya ngambil selfie ya?....

No comments:

Post a Comment