Sunday, December 25, 2011

Sherlock Holmes: A Game of Shadows

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
I still can't give more than three stars for this movie even though I have gotten over the 'adaptation flaw' (like I've mentioned in my review for the first movie) and enjoy it much more than the first one. Because this movie is still missing some elements that makes Sherlock Holmes so lovable; a curious event and deduction.

As I said in my previous review, this movie explores Holmes in his specific abilities such as undercover work and boxing. In this movie the two characteristic appears much much more than the book. Not sure if it is a good thing or not, but the movie becomes much more action than deduction. Probably then the movie becomes more enjoyable for more people.

No curious event to begin the story. Just a very 'big' plot to work. World war. I don't know why it's necessary to make Holmes the hero of Europe in such a big way.

But again, the movie is really really fun to watch. I'm just being a nosy Holmes fan.

Tuesday, December 20, 2011

Drive

Rating:
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
SPOILER ALERT
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Bukan hanya karena mungkin ada jalan cerita yang bocor di review ini, tetapi membaca pendapat saya mungkin akan mempengaruhi 'kenikmatan' anda menonton film ini.

Saya tidak menikmati film ini. Apparently we don't necessarily have to 'like' a 'good movie'. This movie is 'good' because it's an anti-thesis of a typical hollywood movie.

So I have a hollywood taste, sue me.

Nada yang dipasang di film ini adalah 'depresif', sepanjang film.

Laju film ini, lambat, bosen, gak sabar.

Adegan pacarannya, cheesy.

Violence: Tarantino level.

Ryan Gosling, harus menampilkan 'wajah batu' sepanjang film.

Setiap dialog, memiliki jeda 5 detik untuk balas-balasan.

Teknik menyupir mobil dalam heist, keren sih.

Alur logika cerita film, saya nggak nangkep dengan lengkap, cuma 60% lah

Tokoh utamanya gak bernama.

Overall impression: depressed.

After taste: depressed.

Wednesday, December 14, 2011

The Young Victoria (2009)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Romance
Untuk film ini saya nyerah deh, I'm a weepy hopeless romantic! And I adore the handsome prince.

Tadinya agak gimana gitu mau nontonnya, karena film-film tentang kaum bangsawan biasanya tragis, penuh intrik dan bikin cemas dan sedih. Ternyata film ini setenang kolam bening. There's absolutely nothing to worry about. Happy ending! Intriknya pun lumayan "cemen" dan berhasil diatasi dengan baik.

Chemistry antara Emily Blunt dan Rupert Friend, dapet banget! You root for them and you got it in the end. They both are just sooo beautiful and so beautiful together.

Teruuus, sedikit personal nih, Paul Bettany! Absolutely love him (sejak nonton dia di film Wimbledon). Dia terlalu muda untuk tokoh yang dia mainkan tapi katanya pembuat film kesulitan mendapatkan pemeran yang cukup tua tapi 'sexy and good looking enough'. Oh! You betcha Paul Bettany is the right choice. He is super sexy, dan suaranya itu lho, siapakah yang bisa tidak jatuh hati pada suaranya JARVIS? Hahaha (JARVIS is Tony Stark's computer)

Pokoknya ini feel good movie banget deh, seperti dongeng-dongeng putri untuk gadis kecil. Tapi untuk orang dewasa tetap bisa dinikmati melihat Ratu Victoria naik tahta dan berusaha berpolitik dan mempertahankan kekuasaan. Still feel-good to see her empower herself.

And Prince Albert is just....such a... prince! Selain memang aslinya dia pangeran baik hati yang mencintai istrinya dan bijaksana dalam memerintah rakyat yah, the character was really really well played. Aksennya ya TUHAN! Not fair. Not fair. Mana boleh ada laki-laki semempesona itu sih!!! Jadi pingin marah.

Not fair, everything is too beautiful in this movie! Habis nonton film ini harus buka wikipedia dan bersyukurlah bahwa Victoria dan Albert tidak secakep Emily and Rupert. Fiuh!

Saturday, December 10, 2011

le catching up hitchcock movies

Percaya atau enggak, saya mulai nonton film Hitchcock untuk melihat baju-baju keren di film itu. "To Catch A Thief" disebut sebagai salah satu film yang wajib tonton sebagai referensi gaya oleh Nina Garcia di bukunya. Grace Kelly was playing in that movie.


Lalu saya nonton "Rear Window", another of Grace Kelly in a Hitchcock movie, another super stylish movie, dan di sinilah saya mulai kecanduan.


Bukan, bukan bajunya (saja), tapi juga kenikmatan filmnya, dan kebrilianan beliau menciptakan suspense yang terkesan effortless. Allow me to fill you in on several of my favorite.

Rear Window

The movie that got me into it. Ceritanya tentang seseorang yang karena patah kaki gak bisa ngapa2in sehingga terpaksa ngeliatin kegiatan tetangganya melalui jendela belakang rumahnya. Dia mencurigai bahwa terjadi pembunuhan di salah satu rumah tetangganya tapi nggak ada bukti. Film ini tegang banget tanpa ada adegan kekerasan yang brutal. Briliant.

Dial M for Murder
Ketegangan film ini justru karena kita cemas rencana si penjahat nggak berhasil. Betapa briliannya bukan!!!! Plot cerita diatur agar kita mengetahui rencana si penjahat dengan sangat mendetil, kemudian kita diajak ke eksekusinya yang menemui hambatan-hambatan kecil tapi fatal, dan kita dibuat tegang melihatnya karena kita tau detil rencana yang semestinya kaya apa.

Sejauh ini dua itu lah favorit saya dan membuat saya sangat kagum dengan sang sutradara. Film-film lainnya ceritanya tidak sebrilian itu, tetapi semuanya sangat nikmat untuk ditonton dan punya kebrilianan tersendiri. Sangat tegang, atau bikin curious (film-film bertemakan spionase). Saya gak berani nonton Psycho dengan full audio, suara saya matiin di adegan2 seremnya. Gak kuaaaatt, habisnya nonton sendirian sih.


Lalu saya mengira saya udah nonton semua film-film pentingnya Hitchcock ya, selain yang udah disebut di atas; Notorious, The 39 Steps, North by Northwest, Strangers on a Train (penting abis, menginspirasi beberapa cerita di serial TV detektif), The Lady Vanishes, Vertigo. Ternyata masih ada Rope, Spellbound, Rebecca dan Shadow of a Doubt.


Dan itu baru yang terkenalnya. Belum film2 lainnya yang gak begitu populer.

Ok got to go! Got some catching up to do!

Wednesday, December 7, 2011

Nonton film tapi yang dipelototin bajunya: Fashionable Films

Ya ya ya, Breakfast at Tiffany's. Hoaem. Bosen ah, eksplorasi saya udah lumayan jauh untuk menganggap style di film itu membosankan. Hehehe. Film-filmnya Hepburn memang dianggap fashionable tapi menurut saya sedikit yang applicable untuk kita sehari-hari, kebanyakan gaun-gaun over the top yang bikin drooling memang, tapi gak mungkin dipake buat besok ke kantor. Selain itu, karena gaun ya emang udah cakep dari sononya, jadi gak melibatkan 'kreativitas'.

Semenjak "The Devil Wears Prada", saya jadi agak terobsesi untuk tampil gaya. Nggak mungkin segaya tokoh-tokoh di film itu sih, ampun DJ, nggak kuat atuh kalo disuruh beli Hermes atau Chanel. Kayaknya sih yang terdorong oleh film itu bukan saya doang, soalnya perasaan semenjak film itu industri gaya-gayaan semakin menggila, dan terasa bahwa keinginan untuk tampil gaya semakin diakomodasi oleh industri, bukti bahwa permintaan pasar memang meningkat. Nina Garcia aja sukses jualan buku yang ngajarin cewek-cewek untuk tampil bergaya.

Salah satu korbannya saya. Kemudian dari bukunya Nina Garcia, obsesi saya terhadap film pun dimulai. Kok bisa?

Soalnya beliau ngajarin untuk nyari inspirasi dari film dan menyertakan daftar film-film yang menginsipirasinya. Dari situ, pe-er saya dimulai, dan ini adalah beberapa film yang fashionnya berkesan buat saya:

And God Created Woman (1956)


I'm no Brigitte Bardot, and I'll never make a shirtdress looked that hot, but I don't care, I want one!


Annie Hall (1977)


Kepingin banget wide-legged pants. Kemarin nyoba di Gap dan hasilnya gw keliatan bongsor berat, gara-gara pinggul dan pantat gw yang gede banget :'(

Inglourious Basterds (2009)


Eits jangan salah, kebanyakan filmnya Tarantino itu gaya abis loh (if you can get over the bloody parts). Untuk yang ini, saya paling suka adegan Shosanna Dreyfus duduk di cafe, baca buku, minum wine dan merokok. Topinya....*sigh*

Factory Girl (2006)


Ampe gak tau mau masang foto dari shot yang mana. Semuanya gaya abis.

Midnight in Paris (2011)

Shirtdress! Shirtdress! Damn shirtdress!

Tentunya masih banyak lagi yang menginspirasi gaya berpakaian dan beraksesori. Ini hanya segelintir saja yang saya ingat saat ini. Post ini akan terus saya edit jika teringat atau baru nonton film yang bagus. Tapi dari rajin nonton film yang tadinya demi ngeliat baju-bajunya aja, saya jadi senang nontonin berbagai film (lama maupun baru, berbaju gaya maupun enggak), terutama film-film 'landmark' yang sering jadi referensi pop culture. Yang jelas pengetahuan saya jadi nambah dan beberapa film sangat enjoyable, bukan cuma melototin bajunya doang. 

Sebaliknya sekarang kalau nonton film apapun, jadi merhatiin baju para tokohnya. Oh ya sutradara yang kayaknya cukup merhatiin aspek fashion di film-filmnya adalah Tarantino (Pulp Fiction -d'uh!-, Inglourious Basterds, Reservoir Dogs), Hitchcock (Rear Window, among others, semuanya keren sih), Woody Allen (Annie Hall, Midnight in Paris - baru nonton dua ini tapi keren banget sih yeee). So I'm gonna watch out for their movies.

Ada yang punya rekomendasi?

Sunday, December 4, 2011

Midnight in Paris

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
Adrien Brody brought a very amusing "Dali!" (as in Salvador Dali) in this movie. The one scene that I just don't forget and keep playing in my head.

I totally enjoyed the whole movie. Also, I can relate very well on the message; How we are never satisfied with the present and always reminiscing the glory of the past. I always consider the 70s, 80s and 90s are golden age. When the earth is not so crowded and simple things can be special. But as this movie is trying to say, the people who lived in your 'golden age' seems to consider other times as the golden age.

Also, I can also relate very well on imagining to meet all these great people from the past. I always imagine that I can go to the past and meet great people.

Two pluses: Rachel McAdams clothes are just... *tsk! simple but gorgeous, she dressed as she should be dressing in Paris, and Paris is of course... Paris.

Thursday, December 1, 2011

Crazy Stupid Love

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Romantic Comedy
Oh my f***ing God...sexualizing men? This is exactly how to do it.

Ladies, your man is Ryan Gosling.

No no no, it's not just the body. It's the whole package. Karakternya, shot-nya, scene-nya....

Guys, only now that I fully understand the whole Megan Fox and Angelina Jolie thing that you have.

Aside from the whole Ryan f***ing Gosling thing, this movie is really good. Ceritanya lumayan 'baru' untuk rom-com meskipun beberapa formula lama masih ditemui. Cukup segar kok. Misalnya, formula 'makeover' diaplikasikan pada Steve Carrel alih-alih pada seorang cewek. Selain itu ada beberapa formula lain yang tampil dengan segar. Love all the cast as well, aside from the obvious Ryan Gosling (have I said that name three times now?).

Oh ya, the "dirty dancing" move? it works... it does...

I ended up with a big stupid grin on my red face after watching this movie.