Sunday, October 6, 2013

Seri Kawinan #2: Venue

Venue adalah hal pertama yang harus dipilih. Keputusan lain-lain baru bisa dibuat setelah membuat keputusan mengenai venue. Gedung biasanya memiliki rekanan catering, dan setelah memutuskan gedung lalu catering, baru hal-hal lain bisa bergulir. Tapi untuk bisa memutuskan venue, harus tahu dulu jumlah undangannya ada berapa. Kami sepakat untuk dibatasi saja 300 undangan karena budget juga terbatas sekali, dengan pembagian: 100 untuk masing-masing ortu dan 50 untuk masing-masing kami.
Hal lain yang kami putuskan dan kami keukeuh dengan ini adalah, lokasi harus strategis. Lagi-lagi demi kenyamanan para tamu kami memutuskan daerah paling strategis adalah Jakarta Selatan (Senayan dan sekitarnya, huehehehe, kayaknya subjektif ya). Tapi iyalah, menurut kami daerah ini adalah yang paling netral dengan lingkungan yang cukup ramah.

Gedung pertama yang kami taksir adalah Granadi. Dengan lokasi yang masih di tengah, aula yang indah dan lapang dan juga ada balkon penonton yang tadinya membuat CPP bersemangat, Granadi memang sangat ideal. Tapi kenyataannya adalah, Granadi mahal sedangkan kami nggak punya budget, dan antriannya panjang. Jadi impian untuk pakai Granadi kami lupakan. Apalagi rencana awalnya kami cuma mau nyebar 300 undangan, takutnya gedung yang terlalu lapang akan membuat pesta jadi tidak meriah.

Carakaloka adalah gedung kedua yang dari segi lokasi sangat ideal karena ada di seberang kantor CPP. Sayangnya gedung milik Deplu ini sedang berganti pengurus dan tidak disewakan ketika kami sedang sibuk mencari venue. Ada beberapa gedung lain di daerah Senayan, tapi entah kenapa saya nggak minat meriksa (Manggala Wanabakti, Aula Serbaguna Senayan, Menpora). Aula Masjid Al-Bina juga cukup ok dan murah, tapi saya malas bikin pesta di masjid karena takutnya ada berbagai restriksi terkait pestanya. Apalagi masjid adalah tempat “umum” sedangkan saya ingin pesta saya private.

Akhirnya yang paling keren adalah nyokap. Saat rencana baru mulai diwacanakan, dilamar aja belum nih, suatu hari sepulang rapat pensiunan UN di daerah Al-Azhar, nyokap inisiatip mampir ke pengurus gedung PU dan ujug-ujug booking tanggal! HWAKAKAKAKAK. Gedung Pendopo PU hanya disewakan kepada orang-orang PU (bokap pensiunan PU), harga sewanya sangat-sangat murah, tidak perlu pakai DP, jadi nyokap langsung aja booking. Kalaupun tidak jadi kan tinggal dibatalkan saja.


Saya ingat pernah ke kawinan teman di gedung ini. Dan memang aulanya cukup seadanya dan tidak begitu besar dengan langit-langit rendah. Tapi toh undangan kami juga rencananya akan dibatasi tidak banyak, jadi saya pikir paling dekorasi harus ok. Tapi ok nggak ok, itulah yang kami bisa dapatkan dari segi waktu dan biaya. Berikutnya adalah mencari vendor catering dan dekorasi yang biasanya satu paket.

No comments:

Post a Comment