Sunday, October 6, 2013

Seri Kawinan #3: Vendor Catering dan Dekorasi

Catering adalah vendor kedua setelah gedung yang harus dipilih karena ini adalah potongan terbesar dari keseluruhan acara dari segi tanggung jawab dan biaya. Karena biasanya mereka menawarkan paket dan agar menghemat waktu dan tenaga, untuk dekor dan make up, ikuti dari catering saja. Saya menyesal karena selama ini ke kawinan nggak pernah merhatiin nama dan kualitas dari catering. Hanya waktu ke kawinan teman saya Indon aja saya merhatiin cateringnya, soalnya: ENAK BANGET bo! Sampai sekarang masih terbayang-bayang kambing gulingnya. Si Indon make vendor catering yang usut punya usut (browsing di weddingku), ternyata adalah salah satu vendor yang sedang naik daun di Jakarta.

Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan informasi via internet. Website weddingku sangat membantu, karena di situ kita bisa membaca komen langsung dari pengguna vendor-vendor itu dan juga mencari vendor yang track recordnya bagus. Dari hasil browsing, saya langsung mengincar si catering yang dipakai Indon dan beberapa catering yang namanya paling sering disebut. Nyokap yang berhubungan dengan pihak gedung (venue saya di PU) juga diminta mencari vendor catering dari gedung dan dihubungi oleh salah satu catering.

Untuk menghemat waktu, ketika menghubungi catering, langsung minta penawaran harga (paket saja untuk langsung bisa bikin perbandingan) dan jadwal untuk test food. Usahakan untuk mencicipi makanan saat ada pesta karena seperti kata teman saya Windy “kan masak buat 5 orang sama masak buat 800 orang beda ya bo”. Catering pertama yang saya cicipi bersama nyokap adalah catering yang dicarikan pihak gedung. Untuk dekor, dia relative ok meskipun agak aneh karena ada dekor bergaya Bali meskipun kayaknya acara mantenannya bukan Bali. Tapi venue gedung pendopo PU yang menurut pengalaman berpotensi menjadi “sempit dan suram” jadi cukup terang dan lega dengan pilihan warna putih dan gold dan pelaminan warna putih. Mbak marketingnya juga sangat kooperatif dan mudah diajak bicara. Sayangnya ketika mencicipi makanannya, kurang sedap. Tidak sampai nggak enak sih, tapi juga kurang terasa sedap. Harga memang relative murah. Paling murah daripada semua quotation yang saya terima, dan lokasi kantornya terjangkau dari rumah.

Vendor catering yang ngetop yang dipakai teman saya Indon, mengirimkan penawaran harga. Harganya paling mahal meskipun tidak begitu jauh mahalnya daripada yang lain. Sayangnya ketika saya minta jadwal test food, nggak dikasih sama sekali sampai sekarang. Barangkali saking banyaknya peminat kali yah. Karena saya nggak ada waktu buat ngejar-ngejar vendor somse macam begini, akhirnya saya relakan untuk tidak pakai si catering enak ini.

Lalu test food berikutnya adalah vendor yang akhirnya saya pakai maka saya sebut namanya di sini yaitu Chikal. Selain si vendor ngetop, Chikal adalah catering lain yang paling sering disebut oleh capeng lain di weddingku. Akhirnya saya meminta penawaran dan jadwal test food, kemudian tidak lama saya dikasih penawaran dan test food di gedung Pertamina Simprug. Waktu mau test food tapinya nggak ada kabar di sana saya harus ketemu siapa dan bagaimana. Ketika saya coba telepon juga tidak diangkat. Laah, gimana ini, apa saya harus nyusup ke kawinan orang ya. Akhirnya ya sudahlah, dengan nekat saya dan nyokap dateng ke kawinan ini dan pura-pura jadi tamu. Pada saat masuk, dekorasinya bagus tapi bukan selera saya. Jadi untuk urusan dekorasi saya tidak begitu terkesan. Apalagi kain yang dipakai untuk taplak dan kanopi adalah kain mengkilap yang menurut saya tampak kurang elegan. Tapi begitu nyoba makanannya, wah, langsung terasa bahwa masakannya sedap. Pacar saya (suami) selalu menggunakan nasi goreng sebagai patokan menilai sebuah masakan, dan Chikal melewati tes nasi goreng dengan sangat sukses. Makanan lainnya juga sedap dan Ibu saya memerhatikan bahwa makanan cepat habisnya karena memang rasanya enak. Kru juga sigap membersihkan piring dan pesta terlihat rapi. Harga pun dia termasuk kedua termurah dari berbagai penawaran yang saya terima. So far bagus sekali, tapi saya agak khawatir karena komunkasi buat saya kurang lancar dan markas Chikal cukup jauh dari rumah saya.

Setelah dua itu, ada satu catering lagi yang saya incar, dan saya senang dengan catering ini karena komunikasi dengan salesnya sangat lancar. Review di weddingku juga bagus. Sayangnya jadwal test food yang ditawarkan amat sangat jauh dari rumah saya. Jadi saya nunggu jadwal test food di daerah Jakarta Selatan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ada juga. Saya ke sana lagi-lagi bersama nyokap, agar penilaiannya setara dengan yang lainnya. Melihat dekornya rasanya biasa saja dan ketika dicicipi makanannya, tidak sampai tidak enak sih, tapi rasanya di bawah Chikal. Nyokap malah lebih kecewa daripada saya dan tidak merasa sreg dengan catering ini. Padahal saya merasa nyaman sekali dengan komunikasi yang terjalin dengan salesnya dan lokasi kantor mereka tidak terlalu jauh amat.

Karena kecewa dengan catering yang terakhir dicoba, nyokap mengajak untuk test food ke catering yang pernah dipakai salah satu sepupu saya dan mendapat review yang cukup baik. Saya terus terang waktu kawinan sepupu saya yang itu belum kepikiran buat kawin dan belum memerhatikan vendor-vendor jadi saya tidak ingat bagaimana kualitasnya. Yah setidaknya berarti catering ini tidak jelek kan. Nyokap sih sebagaimana saya merasa nyaman dengan sales catering sebelum ini, merasa nyaman dengan pemilik catering yang ini yang merupakan seorang ibu-ibu dan markas catering ini amat dekat sekali dengan rumah. Tapi ya bo, test foodnya… di Cinere. Okelah, ini usaha terakhir. Saya dan nyokap ke sana. Untuk makanannya, lagi-lagi nggak jelek, tapi juga buat saya tidak sedap sekali dan kalau dibanding Chikal juga masih di bawahnya. Tapi pesta itu, selain dari makanannya, benar-benar membuat saya ngeri. Katanya sih si catering hanya bertanggung jawab untuk makanan, sedangkan yang lain-lainnya dikerjakan vendor lain. Pesta yang buat saya mengerikan ini jadinya saya gunakan untuk pembelajaran saya bukan untuk menilai si vendor catering ini. Soalnya waktu sepupu saya, pestanya sama sekali nggak kacau begini kok. Untuk detailnya, bisa dibahas di masing-masing tema nanti.

Jadi setelah test food yang terakhir ini, saya memutuskan memakai Chikal dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Telepon orangnya, bayar DP kemudian saya diminta ke kantor mereka untuk membicarakan rinciannya. Nah ini dia nih, yang pe’er, tapi nggak apa-apa lah demi. Dengan ditemani sepupu saya yang sangat baik hati dan mau membantu saya mengurusi semua ini, kami ke sana lah. Chikal juga punya sanggar sendiri yang mengurusi soal perdandanan. Sampai di sana, saya agak kesulitan menyampaikan konsep yang saya inginkan dan si mas-mas yang mengurusi saya pusing banget dengan permintaan saya yang menghilangkan ini itu yang sifatnya standard ada di pernikahan (nanti baca detilnya di acara dan dekorasi). Selain mereka jadi harus “mikir” dengan konsep pesta yang berbeda, mereka juga ngeri kalau performance mereka jadi tidak bagus dan orang akan menilai mereka jelek. Ya, konsep pesta yang “baru” atau “berbeda” memang membutuhkan pemikiran matang. Akhirnya saya pakai bantuan WO yang merupakan teman saya di kelas dansa, tapi itu cerita lain. Setelah struggling menyampaikan maksud dan keinginan saya, performance Chikal di pesta saya melebihi ekspektasi! Makanan jelas ok, dekorasi sangat indah dan sesuai selera saya, dan make-up memuaskan.

Dari paket yang ditawarkan Chikal dan saya bayarkan, saya hanya ambil makanan, dekorasi dan dandan. Paket foto dan video saya ubah jadi kambing guling dan bonus MC tidak saya ambil. Ini karena suami saya kerjanya di bidang film, performance, communication dan art, maka urusan foto, video dan MC itu departemennya dia lah, dan jelas dia nggak mau terima yang standar vendor kawinan pada umumnya.
Karena tamu saya terbagi dua, akad dan resepsi (untuk menanggulangi masalah aula gedung yang tidak terlalu besar), makanan atas saran WO diatur seperti ini:
  • Pagi setelah akad jatah bonus sarapan soto 100 porsi, ditambah bonus buffet keluarga 100 porsi yang diubah menjadi 100 porsi lontong cap gomeh (pagi-pagi buffet belum selesai dimasak), ditambah 4 pondokan (siomay, roti jala, chicken cordon blue dan pasta).
  • Resepsi yang siang hari, buffet dibuka ditambah 4 pondokan lainnya (kambing guling, Korean bbq, poffertjes, es puter).

Dengan pengaturan ini, sampai akhir pesta, semua tamu masih kebagian makan tapi sisa makanan tidak terlampau banyak. Saya sangat-sangat puas dengan semua ini dan feedback dari tamu juga mengatakan makanannya ok, malah katanya roti jalanya “enak Masya Allah”.

Kesimpulannya: saya sangat hepi dan puas dengan Chikal. Untuk dekor dan make up akan dibahas dalam postingan yang berbeda.

No comments:

Post a Comment